Tawuran Antar Pelajar Kembali Pecah di Pinrang
Ditulis
Oleh Akbar on December 13th, 2012 Rating 9.0 —Outstanding
PINRANG, UPEKS–Tawuran antar pelajar kembali terjadi, Selasa (13/11/12). Puluhan pelajar
gabungan dari sebelas sekolah yang mengatasnamakan komunitas pelajar Letta
melakukan penyerbuan ke SMK Negeri 2 Pinrang.
Kapolres Pinrang, AKBP Heri Tri Maryadi SH,
dalam arahannya, di hadapan puluhan pelajar yang terjaring aksi penyerbuan
menyatakan, sangat menyayangkan adanya kejadian ini. Olehnya Heri meminta,
peristiwa ini bisa menjadi pelajaran buat pelajar-pelajar yang terjaring sehingga
tidak akan mengulanginya lagi di masa akan datang.
Dalam arahannya ini, Heri lebih
mengedepankan sikap persuasif dengan melakukan dialog tanya jawab serta
memberikan nasehat kepada pelajar yang dianggapnya seperti anak sendiri. Heri
mengingatkan, selain membuat malu orang tua dan guru-guru di sekolah, hal ini
juga telah mencoreng nama baik sekolah dan kampung mereka di mata masyarakat
umum. Aksi solidaritas mereka patut diacungi jempol, hanya saja diarahkan ke
hal yang negatif. Sementara itu, perwakilan SMK Negeri 2 yang turut hadir dan
diminta memberikan arahannya mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan terjadinya
peristiwa ini. Harusnya peristiwa ini diselesaikan secara internal dan tidak
perlu melibatkan orang luar. Pada kesempatan ini, perwakilan SMK Negeri 2
Pinrang atas nama sekolah yang diwakilinya memohon maaf kepada Kapolres Pinrang
beserta jajarannya atas terjadinya peristiwa ini yang dianggapnya telah
merepotkan personil Polres Pinrang. (clu/suk)
LATAR BELAKANG
Terjadi karena adanya perkelahian antara siswa SMK Negeri 2
beberapa hari yang lalu antara kampung Letta dan kampung Sarempo. Sebagai rasa solidaritas antara sesama pelajar dari kampung yang
sama, akhirnya pelajar Letta ini mengumpulkan seluruh anggotanya dan melakukan
penyerbuan ke sekolahnya sendiri.
DAMPAKNYA
Jelas bahwa perkelahian pelajar ini
merugikan banyak pihak. Paling tidak ada empat kategori dampak negatif dari
perkelahian pelajar. Pertama, pelajar (dan keluarganya) yang terlibat
perkelahian sendiri jelas mengalami dampak negatif pertama bila mengalami cedera
atau bahkan tewas. Kedua, rusaknya fasilitas umum seperti bus, halte dan
fasilitas lainnya, serta fasilitas pribadi seperti kaca toko dan kendaraan.
Ketiga, terganggunya proses belajar di sekolah. Terakhir, mungkin adalah yang
paling dikhawatirkan para pendidik, adalah berkurangnya penghargaan siswa
terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain. Para pelajar
itu belajar bahwa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk memecahkan
masalah mereka, dan karenanya memilih untuk melakukan apa saja agar tujuannya
tercapai. Akibat yang terakhir ini jelas memiliki konsekuensi jangka panjang
terhadap kelangsungan hidup bermasyarakat di Indonesia.
PENYELESAIAN
Aparat kepolisian dari Satuan Sabhara Polres Pinrang yang tiba di lokasi
peristiwa langsung membubarkan kerumunan pelajar yang mengepung SMK Negeri 2.
Dari TKP, petugas akhirnya menggelandang 35 pelajar dan beberapa senjata tajam
seperti badik, keris, parang, balok dan ikat pinggang yang dijadikan senjata
oleh pelaku penyerbuan dalam menjalankan aksinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar