DI
FATUULAN, GENERASI MUDA DAN TUA BERJARAK,
KEMUDIAN
BERSAMA
Membicarakan pemuda
seperti memacamk diri sendiri di depan kaca karena bagi kelompok yang lebih muda,
kegiatan ini biasanya menggugah mereka untuk melakukan sesuatu yang lebih baik
di waktu mendatang. Sebaliknya, bagi anggota masyarakat yang berusia tua, hal
ini seperti mengkilas balik hidup mereka dan membandingkannya dengan yang
sekarang. Hal itulah yang terjadi di Desa Fatuulan, 12 Agustus 2005 yang lalu,
ketika sebanyak 154 anggota masyarakat berkumpul dan memperingati Hari Pemuda
Sedunia.
Di desa uang terletak
di kecamatan Kie ini, CWS Indonesia mengadakan pertemuan. Dalam pertemuan ini,
dibentuk kelompok masing-masing yang mendiskusikan masalah-masalah kepemudaan
yang terjadi di Desa Fatuulan., apa penyebabnya. dan bagaimana pemecahannya.
Menarik sekali memperhatikan jawaban-jawaban yang terlontar, apalagi karena
mereka yang berdiskusi, berasal dari generasi-generasi yang berbeda. Hal yang
menjadi masalah bagi kelompok generasi muda ternyata berbeda jika dilihat dari
kaca mata tokoh adat, tokoh agama, dan pemerintah.
Minuman keras misalnya,
menempati prioritas pertama yang dianggap pemuda sebagai masalah, sedangkan
bagi kelompok pemerintah dan tokoh agama masalah utama dalam masyarakat adalah
masalah hamil di luar nikah. Mereka malah tidak melihat minum minuman keras
sebagai masalah. Jadi, memang harus diakui, hal ini menunjukkan bahwa ada
jurang yang cukup besar antara generasi muda dan tua.
Perbedaan pandangan
antar generasi jugalah yang terlihat ketika mereka mendiskusikan masalah hamil
sdi luar nikah. Pemuda melihat masalah itu sebagai kurangnya perhatian dari
orangtua dan tidak adanya persetujuan dari orangtua atas pasangan yang
dipilihnya. Sementara, kelompok yang lebih tua memandang bahwa masalah itu
disebabkan oleh pemuda itu sendiri yang terlalu bebas bergaul, atau penipuan
dari laki-laki yang meniru perempuan yang diincarnya. Lagi-lagi, tampak
perbedaan sudut pandang antardua generasi ini. Demikian juga dari sisi solusi.
Pemuda mengharapkan adanya komunikasi yang lancar dari orangtua untuk
memecahkan masalah ini. Generasi tua umumnya mengambil jalan 'pembinaan'
sebagai penyelesaiannya. Nah, kasus di atas hanya secuil dari segudang fakta
yang menggambarkan jarak antara pemuda dan generasi sebelumnya. Masih ada lagi
hal lain, seperti pemuda merasa selama ini tidak dilibatkan dalam rapat-rapat
desa. Hal ini kemudian ditanggapi positif oleh kelompok pemerintah dengan
mengajak para pemuda untuk membentuk badan pengurus pemuda tingkat desa,
sehingga aspirasi mereka tertampung. Akhirnya, aktivitas yang berlangsung
dengan kritis selama 6 jam dan diikuti 74 orang pemuda serta 90 generasi tua
ini, ditutup dengan berdansa poloneis. Dansa poloneis merupakan tarian rakyat
Timor, sebagai tanda kebersamaan antardua generasi, bukan untuk berjarak.
- Apa yang menjadi penyebab perbedaan cara pandang antara kelompok generasi tua dan kelompok generasi muda?
- Bagaimana pola hubungan keduanya?
- Apa solusi terbaik agar kedua kelompok dapat hidup dinamis dan harmonis?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar